Kamis, 01 Juli 2021

Amazing 3 Months

 -Maryam Abida Mardhatillah-

18.03.2021


Maryam,

Hamba perempuan Allah yang dinantikan oleh pasangan Imran dan Hannah. Yang dinadzarkan untuk mengabdi di Baitul Maqdis. Yang namanya ada di dalam Al-quran. Yang namanya menjadi salah satu nama surat. Yang dijaga dan dibela kesuciannya oleh Allah. Yang menjadi salah satu pemimpin perempuan di surga.

.

Abida,

Taat dalam menjalankan ibadah. Hal yang lekat dengan sosok Maryam binti Imran. Berkhidmat di Baitul Maqdis. Hari-harinya diisi dengan ibadah pada Allah dan menghindari hal yang dilarang oleh-Nya. Satu-satunya, perempuan pertama dan terakhir yang menjadi penjaga Baitul Maqdis.

.

Mardhatillah,

Diridhoi Allah. Ibadah dan hidupnya diridhoi Allah. Allah turunkan rezeki padanya melalui malaikat secara langsung berupa makanan minuman di tempatnya berkhidmat. Allah titipkan Nabi Isa pada rahimnya dan Allah pula yang menjaganya dan putranya. Allah jaga kesuciannya. Allah abadikan nama dan kisahnya. Betapa Allah mencintai dan meridhoinya. 

.

Nak, semoga Allah kabulkan doa yang Aba dan Umma langitkan di dalam namamu serta ikhtiar yang kami upayakan di setiap detik tumbuh kembangmu. Semoga menjadi hamba Allah yang taat beribadah dan selalu diridhoi Allah sepanjang hidupmu. Aamiin.

.

Saat ini usianya 3 bulan, belum genap 4 bulan. Setiap hal telah dia lalui terssa begitu menakjubkan untukku. Disini aku mau berbagi tentang apa saja yang telah gadis kecilku lalui dalam 3 bulan ini.

1. Gerak Kasar

Pada usia 0-3 bulan, tahap perkembangan motorik kasar yang harus dilalui adalah mengangkat kepala 45°, menahan kepala tetap tegak dan menggerakkan kepala ke kanan dan kiri. Alhamdulillah maryam dapat melewati fase ini sesuai dengan usianya. Apa saja stimulasi yang dilakukan? 

Pertama, bantu anak untuk tengkurap. Hal ini sudah bisa dilakukan sejak newborn, jadi jangan takut mencoba dan jangan dengarkan perkataan orang yang belum tau ilmunya. Bisa dicoba dengan membantu anak menyilangkan kaki lalu membalikkan badan dan memposisikan tangannya untuk menopang badan dan kepalanya. Hal ini bisa dilakukan saat menjemur anak, saat memijat punggung anak atau memang menyediakan waktu khusus untuk sesekali tummy time hingga anak sudah nampak bosan atau lelah. Gunakan juga mainan berwarna terang dan gerakkan ke kanan kiri supaya berlatih menggerakkan kepala. Dengan cara ini kita sekaligus dapat melatih anak mengangkat dan menahan kepala. Dapat dilihat juga di www.ibupedia.com tepatnya https://www.ibupedia.com/artikel/balita/lihat-si-kecil-sudah-bisa-berguling

Kedua, sesekali gendong anak dengan posisi m shape dengan menahan kepala dan pantatnya. Gak perlu pakai gendongan khusus, pakai tanganpun bisa. Bisa dilihat contoh m shape di youtube ya. Lagi-lagi jangan dengarkan perkataan orang yang tidak tau, karena biasanya akan ada yang bilang nanti kaki anak jadi O dan sebagainya. Dengan menggendong cara ini, membantu anak berlatih menahan kepala dan membuatnya nyaman karena posisi punggung berbentuk C sama dengan posisi mereka saat dalam kandungan. Ini ya bun yang disebut m shape.


2. Gerak halus

Diharapkan pada usia ini anak sudah dapat melihat benda dan wajah serta memegang benda. Pandangan anak masih terbatas jarak sekitar 30 cm, maka bisa gantungkan benda berwarna terang diatas sejajar dengan perutnya bukan matanya untuk menghindari juling. Benda terang dan bergerak akan menstimulus anak dapat melihat. Selain itu anak juga masih terbatas melihat warna hitam putih merah, sehingga dapat juga menggunakan buku-buku high contrast untuk stimulasi penglihatan.

Sesekali berikan mainan genggam pada tangan kanan dan kiri. Bantu untuk membuka dan menutup jari-jarinya. Semakin sering dilatih maka semakin kuat genggaman dan refleks anak menggenggam lebih baik.

Maryam saat belum punya buku high contrast, aku printkan gambar high contrast dari google seperti ini. 


Setelahnya aku belikan buku high contrast yang bisa mengeluarkan bunyi. Maryam akan melihat sekaligus mendengarkan suara tersebut. Selain itu di box bayinya aku letakkan mainan berwarna yang bisa berputar dan mengeluarkan suara.

3. Bahasa

Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan berbicara. Dengarkan suara nyanyian atau bacaan quran. Memang bayi belum mengerti, namun hal ini dapat memperkaya kosakatanya kelak, menstimulus untuk mengerti ucapan orang dan merespon ucapan atau senyum kita.

Aku sendiri tipe ibu bawel dan cerewet. Jadi kalau maryam bangun  aku sudah bak orsng gila yang bernyanyi dan mengoceh apapun bahkan dengan menari di depannya. Lambat laun dia akan mengerti dengan membalas senyum kita hingga tertawa kencang. Jangan lupa untuk kenalkan cerita dan buku sejak dini untuk meningkatkan minat bacanya kelak.

4. Sosial kemandirian

Newborn butuh pelukan, ciuman, senyuman dan sentuhan fisik sesering mungkin dengan kita. Mereka belum dapat mandiri. Merek masih butuh kenyamanan dan rasa aman dari kita. Jika anak menangis, segera gendong. Bayi bau tangan itu wajar, karena yang mereka punya itu ya kita. Jadi bangun kepercayaan, kenyamanan dan keamanan untuk mereka yang masih beradaptasi dengan dunia luar. 9 bulan di kandungan mereka hangat, aman, nyaman dengan ruangan gelap dan minim suara.

Yaps begitulah perjalanan maryam 3 bulan ini. Perkembangan anak itu sebuah batu lompatan. Ada kalanya anak stagnan ada kalanya melompati 1 batu. Ada kalanya dia kerahkan energi untuk satu aspek perkembangan dan stagnan di aspek lain. Nah tugas kita adalah menstimulus supaya tidak terjadi keterlambatan perkembangan. Jadi jangan malas memberikan stimulus ya bunda sekalian. Lelah kita bernilai pahala dan waktu berharga ini tidak akan pernah terulang untuknya. Kita akan merasa takjub dan bersyukur dapat melihat anak kita bertumbuh dan berkembang dengan baik. 

Kisah kASIh Kami

Haaii, sesuai janji aku tulis dan bagikan kisah kASIhku pada anakku. Setiap ibu pasti punya ceritanya masing-masing. Nah disini akan kuceritakan bagaimana seretnya ASI, cara mengatasi dan kisah lainnya.jika yang sudah baca tulisanku sebelumnya pasti tau bahwa ASI perlu disiapkan bajkan sejak masa kehamilan. Dan saya salah satu orang yg tidak mempersiapkannya, jangan ditiru yaa hehe

Dampak dari tidak mempersiapkan ASI adalah ASIku tidak keluar setelah lahiran SC hingga hari ketiga. Setelah pijat oksitosin dan minum obat pelancar asi dari dokter barulah keluar. Lalu selama 3 hari anak dikasih apa? Suforkah? No! Padahal saat itu orang tua dan suami sudah ga tega liat anak yang nangis karena kurang asupan asi. Jadi bunda sekalian jika asi masih serrt bahkan seminggu setelah lahiran itu masih wajar selama BB anak tidak turun lebih dari 10%. Dan anak masih tetap mendapat suplai nutrisi dari sisa plasenta atau ari2nya. Tapi, selama itu juga bunda sekalian tetap harus rutin memijat dan mengkompres payudara serta dicoba susukan ke bayinya tiap 2 jam. Produksi ASI dan kemampuan bayi untuk menyusu akan membaik seiring berjalannya waktu.

Di hari keempat, asi mulai keluar sedikit. Frustasi? Iya banget meskipun aku tau kebutuhan asi hingga 7 hari adalah 2-20ml tiap minum. Sedikit kan. Tapi aku gadaikan idealismeku untuk tidak pakai dot karena orang tua dan suami tidak tega lihat anak yang minum asinya dikit pun dengan kondisi si anak yang belum pintar menyusu (ya betul bun karena dalam kandungan tidak ada kursus menyusu). Akhirnya saya putuskan untuk  memompa tiap 3 jam dan saya susukan dengan botol sendok. Fase ini cukup melelahkan karena waktu seperti habis hanya untuk pompa dan meminumkan ke adek. Eh ternyata banyak yang tumpah-tumpah. Sedih dong, soalnya mompanya lama, dapatnya dikit, dan terbuang banyak. Akhirnya saya menyerah dan saya susukan dengan dot. Alhamdulillah anaknya mau dan BB yang sempat turun kembali naik setelah hari ketujuh. Untuk aturan penyimpanan dan penyajian asi perah dapat dikihat di www.ibupedia.com tepatnya di https://www.ibupedia.com/artikel/balita/alasan-bayi-tidak-mau-asi-perah

Kenapa sih menolak ide sufor? Karena aku tau asi eksklusif itu yang terbaik untuk anak. Kandungan dan produksi bahkan disesuaikan dengan kebutuhan tiap anak. Jadi anak prematur kandungan antibodi dalam asi lebih tinggi karena memang mereka butuh perlindungan yang lebih. Kandungan siang dan malam berbeda karena disesuaikan dengan siklus hormon pengatur kebutuhan tubuh kita, maka dari itu asi perah lebih baik disusukan sesuai dengan waktu pengambilannya  semisal siang ya diminumkannya juga siang. Supaya cocok antara kandungan dan hormon yang mengolahnya. Kandungan asi awal dan akhir berbeda, asi awal lebih banyak proteinnya yang mana protein ini lebih mudah dicerna dari protein sufor sedangkan asi akhir banyak lemak yang berguna untuk pertumbuhan otak. Maka dari out disarankan lama menyusu adalah 10-30 menit. Kompleks dan menakjubkan sekali kan asi pemberian Allah ini.

Saat usia 2 minggu, adek kontrol ke dokter spesialis anak. Yak, aku dikasih saran untuk stop pakai dot dan berlatih untuk direct breast feeding (dbf) sesering mungkin karena jika hanya mengandalkan pompa maka asi akan berhenti di usia 4-5 bulanan. Akhirnya setelah pulang dari sana  aku bungkus semua alat pompa dan mulai berjuang lagi dari awal untuk dbf. Susah? Pasti. Tapi harus dijalani. Alhamdulillah anak jadi makin pinter cara menyusunya. Kita juga jadi lebih tau dan belajar bagaimana perlekatan dan posisi nenyusui yang benar. Daaann, dbf emang semenyenangkan itu. Kita gak perlu capek mompa dan nyusuin pakai dot. Alhasil, karena lebih rileks dan enjoy, asiku lancar dan cukup untuk adek, dapat dilihat dari berat adek yang naik sesuai grafik KMS dua bulan pertama. ini ya bun yang disebut KMS, ada di buku KIA.


Oiya perlu diketahui nih, karena kandungan asi yang lebih mudah dicerna oleh anak, maka jangan heran jika kenaikan berat dan penampilan anak demgan asi biasanya lebih kecil dari anak dengan sufor. Tapi jangan khawatir, selama grafik berat, panjang badan dan lingkar kepala bayi sesuai dengan yang di buku KIA dan perkembangan bayi sesuai usia maka anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

Mungkin ada pertanyaan yang juga sering ditanyakan ya sama bunda. Terkait pelancar asi apa yang digunakan dan apa yang dilakukan untuk memperlancar asi?

1. Be happy

Hormon bahagia inilah yang berperan penting memberi sinyal ke otak untuk menghasilkan hormon prolaktin dan oksitosin yang berguna untuk memproduksi asi. Jadi penting banget untuk menghindari stres dan kelelahan. Jangan sungkan meminta bantuan. Jikapun harus melakukan semua sendiri, jangan dipaksakan. Lakukan jika memang sedang fit dan keperluan anak sudah beres. Karena 6 bulan pertama, anak masih bergantung sepenuhnya pada asi dan beradaptasi dengan dunia luar sehingga sangat perlu pelukan dan senyum hangat dari ibu.

Kalau aku alhamdulillah 2 bulan pertama tinggal sama orang tua jadi ada yang bantu, pun dengan bulan berikutnya hidup dengan suami dan mertua yang kooperatif sehingga tidak lelah hati dan tenaga sendiri.

2. Makan apapun yang disuka

Menurut penelitian tidak ada makanan khusus yang secara signifikan meningkatkan produksi asi. Jika asi ingin berkualitas maka harus konsumsi gizi seimbang, terutama protein hewani. Dan makanan lain seperti kacang, almond, daun kelor dan lainnya boleh dimakan asal bunda suka. Kalau tidak suka dan justru membuat stres maka tidak perlu dimakan karena justru dapat menghambat hormon produksi asi.

Kalau aku, sejak pulang dari rumah sakit diresepkan obat oleh dokter dan habis dalam seminggu. Alhamdulillah yang awalnya gak keluar asi jadi keluar. Setelahnya, ada yang memberiku susu almon dan kacang presto yang rasanya enak banget haha jadinya kuhabiskan juga. Qodarullah setelah itu ada yang kasih suplemen pelancar asi dan susu almon lagi, yang sampai sekarang masih dikonsumsi. Namun yang paling penting tetap makan apapun yang disuka yaa..

3. Pijat oksitosin dan perawatan payudara

Ini aku tahu sudah di trimester akhir yang menjelang lahiran  namun sayangnya engga aku lakukan dan baru kulkukan h+3 lahiran, dan aku menyesal. Selama satu bulan aku jadi srring pijat oksitosin dan rutin memijat serta kompres payudara sebelum dipompa atau dbf. And, it works! Jadi wajib dicoba ya bun, jangan malas hehe.

4. Pompa atau dbf sesering mungkin

Prinsip asi adalah supply and demand. Kamu minta, kita kasih. Gitu istilahnya. Jadi pabrik asi dalam tubuh kita juga pastinya engga mau rugi dengan produksi banyak tapi yang dipakai dikit. Nah jadi kalau pengen produksi banyak maka harus minta yang banyak. 2-3 jam sekali harus pompa atau dbf. Tapi ingat kata dsa, pompa saja tanpa dbf tidak disarankan karena lambat laun akan mengurangi produksi asi. Lagi-lagi tubuh kita pinter loh  bisa bedain kenyotan bayi sama kenyotan mesin.

Nah itu dia kisah kASIhku selama 3 bulan awal. Insyaallah nanti jika sudah lulus asi eksklusif akan aku share lagi yaa..

Mempersiapkan Kehadiran Malaikat Kecil

Tulisan ini merupakan ungkapan syukur atas hadirnya malaikat kecil yang telah Allah titipkan padaku dan suami. Bagi yang belum membaca tulisan saya sebelumnya tentang perjalanan 2 tahun pernikahan bisa klik disini ....

Singkat cerita, sejak aku menjadi asisten penelitian dosen menjelang internsip, jadi belajar banget bahwa kehamilan itu perlu dipersiapkan karena kebetulan penelitiannya tentang status gizi ibu sebelum dan saat hamil dengan kondisi asi yang mana menjadi sumber nutrisi untuk anak kita kelak. Nah jadi ini aku juga mau berbagi tentang apa saja yang perlu diperhatikan sebelum merencanakan kehamilan.

1. Masa subur

Catat secara rutin kapan Hari Pertama Menstruasi Terakhir (HPMT) kita minimal 3 bulan berturut-turut. Hal ini membantu kita untuk mengetahui apakah siklus menstruasi kita normal atau tidak. Normalnya siklus rentang 21-35 hari dan maksimal 14 hari mesntruasi. Jadi bisa banget nih untuk deteksi awal kesehatan reproduksi kita.

Selain itu hal ini membantu menentukan masa subur . Jika siklus menstruasi teratur maka masa suburnya dapat dihitung dengan lama siklus dikurangi 14. (Ex: 28 hari – 14 = hari ke 14 adalah masa subur. Jadi kalau mau berpeluang lebih besar untuk hamil bisa banget 3 hari sebelum sampai 3 hari setelah masa subur dirutinkan untuk berhubungan dengan suami. Idealnya berhubungan 2-3x seminggu. Namun yang menentukan bukan pada frekuensi tapi ketepatan dengan masa subur. Sekarang sudah banyak aplikasi masa subur, bisa didownload yg sesuai.

Alhamdulillahnya siklus menstruasiku teratur dan normal sehingga lebih mudah menentukan masa subur. Namun karena kami berdua bekerja dengan jadwal shift (karena pandemi) maka cukup susah juga menyesuaikan waktu. Hehe

2. Berat badan

Ini salah satu hal yang menentukan apakah status gizi kita sebagai calon ibu baik atau tidak. BB kita setidaknya ada dalam rentang ideal. Hal ini dapat diketahui dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Nah dari IMT inilah akan diketahui BB kita sudah ideal atau belum. Rumusnya : BB/TB (dalam meter)/ TB (dalam meter). Rentang IMT bisa dicek di gambar dibawah ini ya.




Saat menikah hingga menjelang internsip berst badanku rentang 45-49 kg dengan tinggi 155 cm. IMTku masuk kategori normal batas bawah hingga menengah hehe. Jangan lupa mulai konsumsi suplemen hamil jika memang sudah merencanakan kehamilan terutama yang mengandung asam folat karena mencegah kelainan saraf pada bayi.

3. Lingkar lengan atas (LiLA)

Nah ini parameter terkait kecukupan energi dalam tubuh yang mana dapat mempengaruhi status gizi dari calon anak kita. Penting, namun banyak yang belum tahu dan sering dilupakan. Normalnya diatas 23.5cm dan yang kurang dari itu disebut Kurang Energi Kronis (KEK). Cara mengukurnya adalah dengan mengukur bagian 1/3 atas lengan kiri.

Aku juga baru teringat lagi akan pentingnya hal ini setelah menjadi aspen dosen. Daann, LiLAku hingga aku jadi aspen memang masih dibawah normal huhu sedih. Sejak saat itu aku berusaha untuk memperbaiki pola makan dan asupan nutrisi. Akhirnya saat masa internsip, berat badan dan LiLAku naik menjadi normal. Alhamdulillah senang rasanya dan lebih tenang jika memang akan dikaruniai anak insyaallah status giziku baik untuk menunjang status gizi anakku sejak masa kehamilan.

4. Yang terakhir tapi yang terpenting. Doa dan tetap bahagia.

Yaps, sejak kami tidak lagi LDM kami benar-benar berikhtiar untuk dikaruniai anak. Doa nabi zakariya adalah doa wajib setelah solat. Dan tentunya memohon supaya diberi kesabaran dalam penantian.

Apalagi hidup di Indonesia, entah orang lain itu betulan care sama kita atau emang basa basi tapi tidak tahu cara yang benar, selalu saja menanyakan tentang kenapa belum punya momongan dan ditanya kapan punya momongan. Sampai bingung jawabnya ya kan? Hehe. Ya kami jawab saja “Allah yang tahu, mohon doanya”. Sedih? Kecewa? Iri? Sakit hati? Tentu pernah. Tapi segera akhiri dan jaga kewarasan diri dengan selalu happy.

Alhamdulillah wa syukurillah, Allah beri kami rezeki anak dengan hasil 2 garis biru pada bulan Juli yang mana usia kehamilan berarti 5 minggu. Sebelum kami pergi ke dokter kandungan, kami berusaha menahan diri untuk tidak bergembira berlebih, hanya ungkapan syukur dan doa kami panjatkan selalu. Berharap semoga semua benar adanya dan dijaga oleh Allah. Kami memutuskan pergi ke dokter kandungan saat usia kehamilan 10 minggu dimana biasanya janin sudah nampak. Daaannn, alhamdulillah malaikat kecil itu sudah nampak. Ukurannya masih sangat kecil, denyutnya sudah dapat didengar dengan USG. Saat itu berat badan, LiLA dan tekanan darah normal. Bismillah kita mulai perjalanan ini dengan awal yang baik dan harus diiringi dengan penjagaan yang baik hingga persalinan. Apa saja itu? Check it out!

1. Kenaikan berat badan

Saat kita hamil, ada standar kenaikan berat badan berdasarkan IMT kita sebelum hamil. Jadi yang kurus dan yang overweight berbeda batas kenaikan berat badannya. Bisa dilihat di gambar ini yaa..


Alhamdulillah saat itu IMT normal jadi range normal kenaikan berat badan sekitar 10-12 kg. Dan memang akhirnya hingga menjelang persalinan naik 10 kg. 

2. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Asupan nutrisi harus terpenuhi sekitar 2x dari biasanya (jika normal) dan harus mengandung karbohidrat, protein hewani, nabati, sayur, buah serta suplemen hamil seminimalnya yang mengandung kalsium, asam folat dan zat besi.

Kehamilan di masa pandemi membuat kita lebih ekstra hati-hati terhadap kebersihan. Kemanapun pakai masker dan cuci tangan. Lalu jangan lupakan aktivitas fisik. Alhamdulillah saya tidak mengalami mual muntah. Hanya beberapa bulan awal merasa cepar penuh jika makan. Dan itu membuat saya masih mampu jaga IGD, keliling bangsal, nyapu  nyuci, njemur dan banyak “N” lainnya  hehe.

Lalu memasuki trimester dua dan tiga saya mulai melakukan senam hamil dan memggunakan gym ball. Saya tidak mengikuti kelas khusus karena tidak ada yang dekat rumah, jadi berbekal bismillah dan youtube saya lakukan itu hehe. Menjelang lahiran sejak usia kehamilan 37 minggu, banyakin jalan, sujud dan berhubungan intim supaya bayi cepat turun dan merangsang kontraksi.

3. Antenatal Care (ANC) rutin

Kunjungan ke dokter atau bidan minimal 6x selama kehamilan. Nah untuk kunjungan pertama kita akan dicek lab darah dan urin untuk mengecek Hb, HIV, hep B, sifilis. Saat memasuki trimester 3 maka akan dicek ulang Hb dan cek protein urin serta gula darah. Hal ini untuk skrining awal adanya anemia, penyakit diabetes, risiko preeklamsia dan penyakit infeksi lainnya.

Anemia ini berpengaruh ya ke pertumbuhan janin karena hemoglobin berfungsi mengangkut makanan dan oksigen ke janin. Maka dari itu wajib banget tau cara menjaga Hb normal biar engga anemia cek di www.ibupedia.com tepatnya di https://www.ibupedia.com/artikel/kehamilan/wajib-tahu-ini-cara-menjaga-kadar-hb-normal-pada-ibu-hamil

4. Persiapan ASI

Siapa yang bilang tidak perlu disiapkan sejak hamil. Perlu banget! Ini hal yang saya sesali karena tidak melakukan perawatan payudara seperti pijat oksitosin. Hasilnya, ASI saya masih seret sampai hari ketiga, itupun lancar setelah pijat oksitosin dan minum pelancar ASI resep dokter. Lebih lengkapnya akan ada di cerita ASI. Ada banyak di youtube bisa dicek ya.

5. Persiapan persalinan

Perlu direncanakan akan lahiran normal atau SC, di RS atau bidan, yang letaknya dimana. Ini penting ya supaya saat gelombang cinta dari adek muncul tiba-tiba, kita udah siap. Jangan lupa siapkan tas bersalin isi keperluan kita dan adek selama 3 hari (jaga2 jika ternyata SC padahal rencana lairan normal seperti saya hehehehe). Siapkan juga dokumen asli dan fotokopi ktp, kk, kartu bpjs, surat rujukan jika ada.

Dengan persiapan itu tentu saja 40 minggu kehamilan terlalui dengan penuh lika liku namun berjalan baik dan sehat ibu serta adek bayinya. Lahir secara SC bayi perempuan BB 3.2 kg, PB 50 cm dengan selamat, alhamdulillah. Bagi ibu-ibu lain yang ternyata memang harus SC jangan bersedih atau rendah diri, karena SC tidak sama sekali mengurangi kodrat perempuan yang sejak lahir telah diamanahi untuk menjadi seorang ibu.

Next kita sharing tentang kisah mengASIhi ya..

Rabu, 30 Juni 2021

Dua Tahun Pernikahan

Sudah lama tidak menulis lagi baik artikel ataupun cerita. Sejak beberapa hari lalu tepat saat usia anak genap 3 bulan saya memutuskan untuk kembali menulis. Setidaknya untuk pengingat diri, alat refleksi diri dan berbagi. Yaps, dan inilah tulisan pertamaku setelah menikah.

The long journey has been started here....

Aku dan suami menikah pada 28 Oktober 2018. 90 tahun lalu sekumpulan pemuda mengikrarkan sumpah setia pada Indonesia, dan 90 tahun setelahnya aku dan suami yang mengikrarkan sumpah janji suci pernikahan. Saat menikah status kami sama-sama masih mahasiswa. Aku mahasiswa koas semester akhir FK UGM dan suami mahasiswa semester akhir yang menunggu wisuda dari Fakultas Psikologi UGM.

Alhamdulillah saat itu biaya kuliah kami khususnya aku, masih ditanggung keluarga. Lalu darimana biaya hidup sehari2? Makan, biaya kontrak rumah, bensin dan lainnya? Alhamdulillah, sebelum menikah kami sempat menabung bersama dan punya usaha sablon kaos kecil-kecilan. Tidak banyak memang, namun cukup bagi kami. Keluargapun masih sering memberikan bantuan. Dan, kami tidak malu mengakui bahwa terkadang kami masih mendapat bantuan dari orang tua. Kenapa harus malu? Rezeki dari orang tua kami halal, pun kami juga mengupayakan mencari rezeki. Dan benar-benar rezeki bisa datang darimana saja, kan. MasyaAllah.

Setelah beberapa bulan berlalu, Alhamdulillah suami diterima bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan aku menunggu ujian kompetensi dokter. Disini kondisi ekonomi semakin membaik karena suami sudah memiliki gaji tetap. Dalam masalah nafkah Insyaallah suami memberikan sebagian hartanya untukku, ada juga yang ditabung dan digunakan sendiri. Pengelolaan harta kami pada prinsipnya terpisah antara suami dan istri namun kami tetap memiliki tabungan bersama untuk kondisi darurat. Hal ini teman-teman bisa baca juga lebih lanjut di https://www.ibupedia.com/ tepatnya di https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/bagaimana-hak-istri-dalam-gaji-suami-menurut-islam yaa.

Kurang lebih 6 bulan setelah suami diterima di Jakarta, aku sudah meraih gelar dokter dan suami memutuskan untuk mendaftar di salah satu BUMN di Madiun, tempatnya tinggal selama ini. Masa-masa ini adalah masa kegalauan untuk memutuskan dimana aku akan menjalani program dokter internsip. Apakah akan melanjutkan LDR atau berkumpul bersama lagi. Karena posisinya saat itu suami belum pasti akan melanjutkan di Jakarta atau diterima di Madiun. Qadarullah, Allah Maha Baik. Allah dengar dan jawab pertanyaan kami. Sebulan sebelum pemilihan tempat internsip, suami diterima di BUMN di Madiun.

Dan, saat pemilihan tempat internsip pun tiba. Ini adalah waktu yang menegangkan karena aku harus memilih secara online dan bersaing dengan ribuan orang di Indonesia. Aku berfokus untuk memilih tempat internsip di Madiun. Sayangnya, saat pemilihan pertama aku gagal (kalah cepat) memilihnya. Di waktu pemilihan kedua (terakhir), aku benar-benar berdoa dan berharap bisa mendapat tempat internsip di Madiun. Dan sekali lagi, Allah kabulkan hajat kami. Alhamdulillah setelah menjalani masa2 LDR dari awal menikah kami bisa berkumpul lagi setelah satu tahun lamanya.

Oh ya, mungkin ada yang bertanya-tanya, ini sudah setahun menikah apakah sudah hamil dan punya anak? Jawabannya, belum. Nah, mungkin ada yang tanya lagi nih  emang menunda apa gimana? Jawabannya, tidak. Kami tidak menunda pun juga kami belum melakukan langkah-langkah promil. Karena sejak awal menikah, meskipun kami kontrak rumah bersama, aku hampir tidak pernah di rumah karena koas di luar kota bahkan provinsi. Setelah aku selesai koas, suami giliran bekerja di Jakarta. Ya, ini rezeki kami. InsyaAllah kisah tentang kehamilan dan persalinan akan ditulis terpisah ya...

Kami tinggal di Madiun di rumah orang tua suami. Bapak dari suami sudah tiada sejak suami SMA, hanya ibu yang tersisa, di umur yang tidak lagi muda. Suami adalah anak satu-satunya sehingga ini merupakan tugas mulia dan kesempatan istimewa bgagi kami dapat menjaga ibu di sisa umurnya. Mungkin ada beberapa orang yang berprinsip setelah menikah itu jangan campur lagi sama orang tua, supaya mandiri, mengurangi gesekan atas perbedaan dan lainnya. Hmm, ya itu bagus dan boleh saja dilakukan namun jangan paksakan pendapat itu pada semua orang. Kami mengambil sisi lain bahwa ini adalah bakti kami pada orang tua. Jika bukan kami siapa yang akan menjaga dan mengurus ibu? Jika bukan sekarang, kapan lagi datang kesempatan berharga seperti ini untuk kedua kalinya? Sekali lagi bukan karena tak ingin hidup mandiri dan vebas dsri intervensi orang ketiga dalam berumah tangga, karena toh saat awal menikah dan hidup di Jogja kami telah menjalani itu. Takdir baik Allah lah yang menuntun dan membuat kami memilih pilihan ini. InsyaAllah kami mulai dengan basmalah di fase kehidupan kami yang baru ini.

Saat suami bekerja di Madiun, gajinya separuh dari yang ia dapatkan di Jakarta. Bayangkan, separuhnya! Namun Alhamdulillah Allah beri keberkahan padanya. Nyatanya lagi-lagi uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan kami serumah. Pun suami juga dapat menabung untuk pendaftaran haji. Nah perihal haji ini, karena aku sudah didaftarkan orang tua saat masih kuliah, maka dari awal menikah kami sepakat untuk mendahulukan kewajiban kami pada Allah, sehingga alokasi tabungan kami yang masih seadanya ini kami gunakan semua untuk pendaftaran haji ataupun sunnah berqurban saat Idul Adha. Prinsip kami adalah dahulukan urusan dengan Allah maka Allah akan memudahkan urusan kita yang lainnya.

Meskipun semua telah berjalan dengan baik, namun akupun seorang manusia biasa yang selalu mendambakan kehadiran malaikat kecil di kehidupan kami. Sudah hampir 1 tahun 8 bulan kami belum dikaruniai anak. Jika dari definisi infertil (tidak subur) yang mana belum hamil dalam waktu satu tahun dengan hubungan intim rutin 2-3x seminggu, sebetulnya kami belum memenuhi definisi itu karena seperti cerita di awal, kami menjalani LDR sejak awal menikah. Namun banyaknya pertanyaan dari keluarga terkadang membuatku risih dan akhirnya aku mengutarakan terkait rencana promil bulan depan, bertepatan saat stase internsip ada di bagian obsgyn. Suamipun menyetujuinya. Bismillah, kami mulai serius melangitkan doa dan berikhtiar. 

Dan, lagi-lagi nikmat Allah mana yang harus kami dustakan. Belum saatnya memasuki stase obsgyn, Alhamdulillah puji syukur kami pada Allah, Allah berikan dua garis biru pada testpack yang aku lakukan. MasyaAllah, aku begitu terharu dengan kebaikan Allah, tepat 2 bulan sebelum internsip selesai, Allah titipkan malaikat kecil itu dalam rahimku. Waktu dan ketetapan Allah memanglah yang terbaik. MasyaAllah.

Aku tak mengatakan perjalanan dan kehidupan rumah tangga kami berjalan mulus tanpa masalah, tapi Alhamdulillah setiap Allah berikan ujian, Allah pula yang membantu kami melewatinya. LDR sejak awal menikah adalah ujian, tapi Allah kuatkan cinta kami dengannya. Kondisi ekonomi yang pas-pasan saat awal menikah adalah ujian, tapi Allah kirimkan rezeki dari banyak pintu untuk kami. Uang makan yang juga tak banyak dan harus pandai menghemat nyatanya Allah tetap cukupkan bahkan lebihkan untuk memberi jamuan makan kepada setiap tamu yang datang berkunjung. Kondisi rumah kontrakan kami di Jogja tak jarang mengalami bocor, banjir bahkan susah air, tapi Allah beri berita gembira dengan diterimanya suami di Jakarta. Pada kondisi seperti ini, kami masih terus menjalankan komunitas Cendekia Membumi (bergerak di bidang sosial khususnya pendidikan anak) di Madiun meskipun terasa berat dan terseok-seok terkendala SDM, pendanaan dan waktu. Kini, jika kuingat kembali, maka hati terasa hangat dan mata berkaca-kaca.

Yang kami pelajari dan ambil hikmah dari perjalanan awal menikah kami hingga titik ini adalah kami betul-betul merasakan bahwa pertolongan Allah itu nyata, bahwa di setiap kesulitan ada kemudahan, bahwa saat kita mendahulukan Allah maka Allah benar-benar akan memudahkan urusan kita, dan lagi nikmat Allah mana yang kita dustakan, karena bahkan tiap hembusan napas dan denyut nadi kita adalah hal yang patut disyukuri.

Pesan cinta dari kami, nikah muda boleh tapi pelajari dan siapkan dulu segala sesuatunya. Dari kewajiban dan hak suami istri, kesehatan terutama gizi dan reproduksi, pengelolaan keuangan, penjagaan ibadah pada Allah, manajemen waktu – emosi – konflik, semuanya perlu dipelajari dan disiapkan. Supaya kita paham konsekuensi, tanggung jawab, tugas dan kewajiban apa yang akan kita hadapi saat menjalani masa pernikahan. Karena pernikahan adalah mitsaqan ghalizan. Perjanjian suci nan akbar yang disaksikan Allah dan penduduk langit. Yang di dalamnya segala ibadah berpotensi dilipatgandakan pahalanya.

InsyaAllah cerita lebih lengkap tentang proses kami menjemput hadirnya malaikat kecil kami akan kutulis terpisah. Bagaimana persiapan status gizi yang lebih baik, kenapa harus diperbaiki, apa saja yang dilakukan saat promil, hingga proses persalinan dan pasca salin, InsyaAllah akan kubagikan di tulisan berikutnya. See you.