Senin, 30 Juni 2014

Resensi Komik Grey&Jingga- The Twilight


Saat Cinta Mudah Terucap, Takkan Ada Kisah yang Berliku

Judul : Grey & Jingga – The Twilight
Penulis : Sweta Kartika
Editor : Gupta Mahendra
Penerbit: Gramedia
Cetakan: I, 2014
ISBN : 9786022665991

Grey & Jingga ini merupakan salah satu hasil komik garapan Mas Sweta. Lulusan ITB ini sudah hobi mneggambar dan menulis sedari kecil. Dan kini cita-citanya sebagai komikus sudah dicapainya. Komik Grey & Jingga ini digarapnya sejak oktober 2012. Selalu di-postkan di laman facebooknya secara rutin setiap senin dan kamis dengan respon yang sangat memuaskan.
Komik ini unik karena setiap penayangannya selalu disertai quotes yang aduhai menyentuh hati. Mampu membuat para pembaca cerita senyum-senyum sendiri. Selain itu, sebelum menampilkan cerita, akan ditampilka karakter khas dari tokoh yang akan muncul. Sehingga pembaca tidak bingung dan dapat mengikuti perasaan mereka dengan sangat baik.
Cerita diawali dengan kehadiran sosok Jingga dan Grey yang saling suka tanpa mau saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Namun, Zahra, sahabat Jingga bisa mengetahui perasaan mereka dengan baik karena sahabat sejati dapat bicara dari hati ke hati. Semakin Jingga dan Grey menghindar untuk mengakui perasaan mereka semakin rasa cinta itu terbaca dari kata dan sikap mereka.
Suatu hari datanglah lelaki yang tak kalah tampan dan keren dari Grey, Martin namanya. Martin ini berbeda dengan Grey yang malu-malu kucing menunjukkan perhatiannya pada Jingga. Martin selalu berusaha mendekati Jingga dengan perhatian tulus pada sosok yang disukainya itu. Jingga kini bimbang antara memilih yang pasti atau memilih yang ia cintai.
Penantian terhadap pengakuan Grey pun sudah mencapai ambang batas. Apalagi dengan hadirnya Nina, mantan Grey. Jingga akhirnya memilih Martin meskipun hatinya memilih Grey. Kisah ini diselingi juga dengan romantisme cerita tokoh Zahra dan Dharma yang sepertinya sudah sama-sama expert dengan masalah cinta, sehingga perjalanan cinta mereka yang kocak berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Ada juga cerita cinta mengenaskan antara Bobi, pemuja Jingga yang ditolak berkali-kali dan akhirnya menjadi kekasih Tuti yang berperawakan besar seperti dirinya.
Back to Jingga. Ya, cinta atas dasar dusta akan selalu berakhir sia-sia. Begitulah nasib hubungan Jingga-Martin dan Grey-Nina. Pada akhirnya hatilah yang memilih siapa pemilik kunci yang sebenarnya. Meskipun di akhir cerita tak dijelaskan secara gamblang hubungan Grey dan Jingga, tapi kita semua tahu, status tak berarti apapun disbanding besarnya rasa cinta mereka itu sendiri.
Mungkin beberapa pembaca ada yang menginginkan sebuah kepastian di akhir cerita, namun beberapa yang lain dirasa cukup karena memang seperti itulah adanya penggambaran rasa bagi insane manusia yang susah untuk mengakui perasaannya sendiri. Komik ini sangat direkomendasikan bagi para kaula muda yang sednag dimabuk cinta sehingga mendapat sensasi tersendiri saat membacanya. Apalagi dengan bubuhan quotes yang sangat menyentuh seperti, “Kehadiranmu adalah alasan terbaik kehadiranku, walau kuyakin takkan kau sadari itu.”

Senin, 23 Juni 2014

Resensi Novel Promises Promises: Mencintai Sekali Lagi

Yang Terbaik Akan Menjadi Indah Pada Waktunya

Judul : Promises Promises, Mencintaimu Sekali Lagi
Penulis : Dahlian
Penerbit: GagasMedia
Cetakan: I, 2011
Tebal : 354 halaman

Promises Promises adalah novel keempat karya Dahlian. Penulis yang memulai debutnya pada tahun 2007. Kebanyakan karya novel Dahlian bergenre mainstream romance. Sukses dengan karya sebelumnya yaitu Baby Proposal, After Office Hours, dan The Pilot’s Woman, Dahlian meluncurkan sebuah novel yang tak kalah apiknya berjudul Promises Promises – Mencintaimu Sekali Lagi.
Novel Dahlian kali ini terlihat dari judulnya saja terlihat jelas berbeda isi ceritanya dari novelnya terdahulu. Tema Promises Promises kali ini tentang cinta lama bersemi kembali dengan gaya penulisan ringan dan detail tetap mudah dibaca dan tidak menjadi bahan bacaan yang berat. Memang, novel Dahlian terkesan lebih berat dari novel chicklit atau teenlit dikarenakan ceritanya yang panjang. Kekhasan Dahlian dalam menulis tetap ia tunjukkan pada novel keempatnya ini dengan kata-kata penuh makna, mendalam dan mendetail.
Promises Promises memang mengangkat tema mainstream yaitu cinta, namun Dahlian disini mampu membungkus cerita ini menjadi hidup dengan penggambaran yang jelas dan tegas pada masing-masing karakter tokoh. Fiona yang tegar dan Evan yang berhati lembut. Penggambaran latar suasana yang begitu hidup dan latar tempat yang dilukiskan secara detail semakin memikat hati para pembaca untuk meneruskan membuka tiap lembarnya.
Bagaimana sikap Fiona saat bertemu dengan Evan – mantan kekasihnya, setelah berpisah tiga belas tahun lamanya?
Fiona, interior designer dan seorang single parent. Mendapatkan seorang klien yang merupakan artis ibukota, Bianca. Saat klien itu bertemu dengan Fiona di rumahnya, betapa terkejutnya Fiona. Bukan Bianca melainkan Evan, seseorang yang telah menorehkan luka mendalam di masa lalu Fiona. Rupanya Bianca dan Evan akan segera mengurus perceraian mereka di pengadilan. Fiona mencoba bersikap professional, namun dinginnya sikap Fiona masih jelas terasa oleh Evan.
Tiga belas tahun silam, cintanya pada Evan membuat Fiona menyerahkan segalanya untuk Evan. Hingga akhirnya Evan melanjutkan studi ke Jerman meninggalkan Fiona dan buah hati mereka. Bahkan dengan yakinnya, Evan menyuruh Fiona menggugurkan kandungannya! Janin itu kini menjadi gadis kecil berambut ikal dan bermata cokelat, Kejora namanya.
Selama masa renovasi rumah Bianca, Evan selalu mencoba mencairkan suasan, bersikap lembut untuk meluluhkan sikap dingin Fiona. Evan sungguh berniat memperbaiki segalanya, meminta maaf atas tindakan pengecutnya dulu masa SMA. Meski tak mudah karena ia tahu Fiona sudah memiliki anak dari suaminya terdahulu ditambah lagi dengan begitu bencinya Fiona pada Evan. Sampai suatu hari Evan bertemu dengan anak Fiona, Kejora. Ia seperti merasakan ikatan batin antara dirinya dan Kejora. Akhirnya Evan mendekati Kejora untuk meluluhkan hati Fiona.
Perlahan namun pasti kelembutan hati Evan mampu merubah pandangan dan sikap Fiona pada dirinya. Hingga suatu hari, Bianca berdusta akan rujuknya mereka dan mengambil Kejora sebagai anak mereka. Fiona kaget bukan kepalang sehingga sesegera mungkkin menitipkan Keora pada ibunya yang notabenenya tidak menginginkan kehadiran Kejora. Sikap Fiona terhadap Evan yang kembali dingin dank keras membuat Evan bingung. Tak lama, Kejora dikabarkan masuk rumah sakit hingga Evan dan Fiona meluncur ke Sukabumi. Disanalah, semua fakta siapa Kejora sebenarnya terungkap.
Evan meluruskan lagi kesalah pahaman dirinya dan Fiona. Bianca dan Evan sudah resmi bercerai. Kini Evan ingin Fiona menjadi pendamping di sisa umurnya. Bersama dengan buah hati mereka, Kejora.
Hal yang akan membuat pembaca merasa menyatu dengan novel ini adalah penggambaran yang sempurna pada latar tempat. Melengkapi peran Fiona sebagai interior designer, Dahlian begitu detail dalam menggambarkan tiap inchi rumah Bianca. Nuansa romantisme berhasil diciptakan dengan beberapa pengulangan dan penekanan kalimat tertentu yang mungkin bagi beberapa orang terkesan membosankan. Akhir cerita bersatunya Evan dan Fiona yang mudah sekali ditebak disiasati oleh Dahlian dengan dengan bumbu kesalah pahaman yang diciptakan Bianca di sepertiga akhir cerita.
Keseluruhan isi cerita novel ini menarik dan sangat disarankan untuk dibaca oleh remaja yang ingin mengetahui betapa cinta tak selalu indah dalam perjalanannya. Tiga belas tahun terpisah bukan waktu yang singkat untuk tetap mempertahankan cinta itu masih membekas diantara luka-luka yang ada. Terselip sebuah kalimat indah dalam novel Dahlian ini, “If I only could make one wish, I’d ask God to not giving you a pair of wing, so you couldn’t fly away from me any longer”

Resensi Novel Andai Kau Tahu

Ketidaksempurnaan Itu yang Membuat Kita Ada

Judul : Andai Kau Tahu
Penulis : Dahlian
Editor : Yuliyya Febria
Penerbit: GagasMedia
Cetakan: I, 2013
Tebal : vi + 366 halaman
ISBN : 979-780-613-8

Andai Kau Tahu merupakan novel keenam Dahlian. Seorang penulis novel bergenre komedi, lalu mencoba banting setir menjadi genre mainstream romance. Novel ini menyusul keberhasilan beberapa novel sebelumnya yaitu Promises Promises dan Menunggu yang merupakan karya GagasDuet bersama dengan Robin Wijaya.
Seperti biasa, gaya Dahlian yang khas dalam mengemas sebuah cerita cinta tetap dapat kita temui pada Andai Kau Tahu. Tetap dengan gayanya yang santai, mengalir dan mendetail di tiap kalimat yang ada. Tak beda dengan Promises Promises, kali ini studi profesi Dahlian terlihat cukup untuk menggambarkan dengan jelas siapa tokoh yang berperan. Novel ini menyajikan romantisme cinta perjodohan yang menggebu dengan satu tokoh telah mengetahui siapa yang dijodohkan sedangkan tokoh lain tidak mengetahuinya. Membaca novel ini membuat kita ingin berlama-lama di halaman yang sama untuk menikmati tiap kalimatnya. Namun, tak bisa berhenti untuk tidak membuka lembaran berikutnya.
Andai Kau Tahu menghadirkan sosok Tania sebagai gadis berjiwa bebas dan keras. Diimbangi oleh sosok Reza, seorang dokter bedah saraf yang seakan tak memiliki suatu celah keburukan dalam dirinya. Kebayang tidak, dokter se-cool Reza berbincang dengan gadis cantik secerewet Tania. Bagaimana cerita ini dapat mengalir dengan segala kekurangan dan kelebihan tokoh dalam bingkai perjodohan?! Perjodohan yang disetujui Reza, namun tidak bagi Tania!
Di awal cerita, tergambar sosok Tania sebagai gadis ceroboh yang tidak kenal takut saat menabrak mobil seorang pria. Mahasiswi satu ini begitu keras menentang usul ayahnya perihal perjodohan dengan seorang dokter anak dr Mahendra. Tania telah memilih Hendrik vokalis band yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh sang ayah. Tak sanggup lagi berdiri berseberangan dengan sang ayah, Tania memilih hengkang dari rumah menuju rumah Hendrik. Entah mengapa sambutan Hendrik tak seramah biasanya. Belakangan Tania tahu bahwa Hendrik menjalin affair dengan Mona.
Merasa disakiti, Tania pergi menggelandang ke mall yang ternyata mempertemukan dirinya dengan Reza yang menabrak mobilnya di awal cerita. Sebagai ganti rugi kerusakan mobil, Reza dengan bijaksana dan berwibawa mempersilahkan Tania menggunakan fasilitas apartemen dan kartu kreditnya. Meski tinggal satu atap bukan berarti Tania serta merta jatuh hati pada sosok cool Reza, terlebih karena Reza juga seorang dokter. Tania masih secara diam-diam menemui Hendrik di kafe.
Hingga akhirnya perlahan Reza bersikap manis pada Tania. Sedih sering kali menghinggapi Reza, mengetahui sang calon istri masih menyimpan rasa pada Hendrik. Namun, tanpa diketahui Reza, Tania pun kini mulai hambar rasa pada Hendrik yang justru kini berlari mengejar cinta Tania kembali setelah mengetahui Tania bersama laki-laki lain. Tania mulai menemukan kenyamanan berada di dekat Reza hingga menafikan kenyataan bahwa Reza adalah seorang dokter.
Disaat Hendrik benar-benar telah menghilang dari hidup Tania, mereka berdua menjalani romantika cinta setiap harinya dengan mulai belajar menerima kurang dan lebihnya pasangan. Disaat ulang tahun Tania, Reza memberanikan diri melamar Tania. Betapa senangnya Tania hingga keeseokan harinya saat ia akan memberi tahukan kabar ini pada ayahnya, Tania mendengar percakapan antara Reza dan ayahnya. Kesalah pahaman pun terjadi. Tania memutuskan hubungan dengan Reza dan terpaksa kembali ke rumah.
Hingga hati Tania tergerak untuk hadir pada acara anniversary dr Mahendra. Tania yang menyimpan rindu pada Reza merasa tak berdaya melihat Reza berbincang akrab dan terlihat mesra dengan seorang gadis cantik. Mendengar suara gelas pecah itupun Reza bergegas mengejar Tania ke tepian pantai. Dijelaskannya semua kesalah pahaman yang terjadi hingga Tania yang pada dasarnya masih mencintai pria itupun luluh kembali ke pelukannya. Mereka menikah, tetap dilingkupi nuansa romantic bahkan saat telah memiliki seorang putra.
Novel Dahlian satu ini mampu membuat kisah romantis yang mengalir, selalu hadir di tiap gesture tubuh dan pekataan namun tidak terkesan berlebihan. Yang paling penting adalah penyampaian detail latar dan karakter tokoh yang membuat pembaca seakan menjadi orang ketiga langsung dalam cerita. Beberapa bagian dari novel ini memang terdapat peristiwa yang terhitung ‘terbuka’ dan ‘berani’. Untuk itu, disarankan pembaca novel ini adalah remaja usia tujuh belas tahun ke atas.
Pada akhirnya, novel ini mengajarkan pada kita bahwa tak ada yang sempurna. Justru karena ketidak sempurnaan itulah tidak ada aku ataupun kamu melainkan kita. Karena kelebihan kita menutupi kekurangan yang ada pada diri kita. “On our own, each of us is imperfect, But together, we complete each other.”

Resensi Serial Novel Parcel Mini La Tansa

Keberhasilan: Keseimbangan Antara Keinginan dan Kesungguhan Usaha

Judul : Parcel Mini La Tansa
Penulis : Nurul F Huda
Editor : Dian Yasmina Fajri
Penerbit: Gema Insani Press
Cetakan: I, Juni 2004
Tebal : 234 halaman
ISBN : 979-561894-6

Parcel Mini La Tansa merupakan serial novel kedua Nurul F Huda. Lulusan Sastra Arab UGM inipernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Lingkar Pena Batam. Di usianya yang hampir menginjak kepala empat, ibu dua orang anak ini telah melahirkan banyak karya dari kumpulan cerpen Biarkan Aku Memulai, serial novel komik Double Ef Team 1 dan 2 hingga beberapa karya yang termuat dalam Antologi Suatu Petang di Kafe Kuningan yang disusun bersama Tim FLP se-nusantara.
Novel Mbak Nurul kali ini sebenarnya serial dari novel Kafe Gaul 1: La Tansa Male Café. Bedanya dengan serial yang pertama adalah masalah yang disajikan lebih kompleks. Namun tetap disajikan dengan bahasa dakwah dan guyonan ringan ala Mbak Nurul. Uniknya, novel mungil ini menyajikan cerita tentang permasalahan remaja laki-laki yang natural dari sudut pandang Mbak Nurul, seorang perempuan.
Serial Kafe Gaul 2 ini masih tetap bersama dengan lima cowok yang mendirikan kafe sebagai sebuah jalan untuk berdakwah. Fely pentolan grup nasyid, Hari komikus ulung, Adjie sang fotografer, Jimmy calon dokter hewan, dan Arief sang ustadz. Mbak Nurul meracik karakter mereka dengan sangat pas dengan alur cerita yang seru, rame dan lucu. Kini mereka bejualan parcel untul kejar setoran. Di tengah gigihnya usaha mengejar uang balik modal, ada gosip bahwa kafe merka adalah kafe gay! Memang kafe yang didirikan khusus cowok saja yang boleh masuk. Wah, benar tidak ya gosip itu??!
Jadi, cerita dimulai saat Kafe La Tansa yang modal awal dari ayah Adjie belum juga terpenuhi. Para cowok keren ini mulai berpikir jalan keluar untuk segera mengembalikan modal dan tercetuslah ide parcel mini karena sebentar lagi akan menyambut bulan puasa Ramadhan. Ada kalanya parcel itu habis, ada kalanya pula parcel itu tak sampai pada alamat tujuan.
Ditengah bisnis baru mereka, Fely si vokalis nasyid selalu mendapat kiriman parcel dengan pengirim Black Tiger. Usut punya usut, si Black Tiger ini memang sering nongkrong di kafe La Tansa. Setelah terbongkar identitas si pengirim, Tiger dan Fely kian akrab ngobrol segala macam hal. Hingga pada akhirnya semua anak La Tansa kecuali Fely tahu bahwa Tiger adalah mantan gay. Sebelum terlambat mereka segera menuju ke tempat Fely. Dan ternyata Fely hampir saja dinodai oleh Tiger ketika mereka tiba disana. Entah bagaimana, gossip La Tansa sebagai kafe gay mulai santer terdengar. Panas hati dan telinga tentu saja. Sarana dakwah yang mereka bangun dianggap sebagai sarana maksiat. Setelah berdiskusi antar pengurus La Tansa hingga menemui seorang ustadz, mereka sepakat untuk tetap melanjutkan usaha ini dan kembali meluruskan niat.
Adjie, sang fotografer itu berniat untuk mengadakan pameran hasil jepretannya. Ingin fokus dahulu pada bidang yang ditekuninya itu ternyata menciptakan sedikit ketegangan diantara mereka. Hari sebagai leader merasa itu akan sedikit mengganggu keberlangsungan La Tansa, Arief sendiri merasa bahwa Hari terlalu banyak mengatur ini itu untuk urusan La Tansa. Adjie tetap berusaha meyakinkan Hari dan mencoba mengingatkan Hari pada komitmen awal bahwa La Tansa tidak akan mengganggu aktivitas pengembangan diri masing-masing. Setelah melalui perbincangan yang agak panas akhirnya hal itu disetujui Hari. Adjie pun menawarkan Hari untuk meletakkan pula beberapa hasil goresan tangannya untuk dipajang di pamerannya nanti. Tentu saja Hari setuju dan sangat senang.
Tanpa diduga oleh siapapun, karya Hari lah yang mendapat perhatian dari penerbit komik. Hari diberikan tawaran untuk ke Jakarta. Setelah berdiskusi panjang dengan anggota La Tansa, dengan berat hati Hari meninggalkan mereka dan leader kini di tangan Arief. Senang bukan kepalang Arief karena ia sudah jenuh diatur ini itu oleh Hari. Setelah kepergian Hari, di bawah kepemimpinan Arief manajemen La Tansa menjadi longgar, tidak seketat zaman Hari. Alhasil, tiap anggota lebih sibuk mengurusi dunianya masing-masing. Jimmy sibuk belajar, Fely dengan nasyidnya dan Adjie dengan kameranya. Kini Arief baru merasakan kehilangan sosok Hari. Jauh di Jakarta sana, Hari terus memikirkan L Tansa, seakan sudah menjadi darah dalam dirinya. Hari pun memutuskan pulang ke Jogja.
Hari disambut antusias anggota lain termasuk Arief. Leader pun kembali pada Hari. Mereka memulai introspeksi diri dan memperbaiki niat untuk apa mereka ada di La Tansa. Sembari membangun semangat itu dari awal lagi, mereka mulai terbesit pikiran tentang menikah. Ada yang setuju menikah muda ada pula yang tidak. Hingga mulai membahas satu per satu masalah percintaan mereka di masa lampau yang cukup membuat masing-masing pendengar menganga tak percaya.
Tak terasa bulan puasa Ramadhan telah tiba dan mereka mengadakan rapat sepanjang malam untuk membahas strategi usaha kafe mereka. Akhirnya dissepakati mereka akan berjualan keliling dengan tenaga memasak dari Fely dan bibi si Adjie. Semua berjalan dengan lancer meski terkadang keluhan itu datang dari mulut mereka. Lebaran pun tiba, masing-masing pulang ke kampung halaman. Setelah berlebaran di rumah masing-masing mereka memutuskan untuk refreshing dan mengatur ulang strategi dakwah mereka di La Tansa.
Hal yang menarik dari serial ini adalah ide-ide yang selalu ada untuk menciptakan masalah-masalah remaja mulai pacaran, menikah, part time bahkan gay. Cerita ini pun menunjukkan bagaimana ide-ide gila para remaja itu menjadi sebuah realita dengan usaha bukan sekedar wacana. Begitupun karakter fely yang manja, hari yang top leader, adjie dengan sikap coolnya, jimmy yang pintar tingkat dewa dan arief yang sering berceramah dihadirkan begitu hidup dan nyata di setiap tindakan mereka. Hanya saja memang alur yang sedikit melompat-lompat dari cerita satu ke cerita lain membuat kita harus sedikit berpikir bagaimana cara menghubungkannya.
Dengan semua kelebihan dan kekurangan yang ada, serial novel ini layak dan menarik untuk dibaca oleh semua remaja tak hanya pria ataupun kader dakwah. Karena dengan membaca ini kita justru menjadi tahu bagaimana kehidupan para remaja perkuliahan yang sesungguhnya. Alangkah lebih baik juga apabila para remaja laki-laki dan para kader dakwah turut menjadi yang terdepan mempelopori untuk membaca serial ini. Penutup dari semua ini adalah sebuah kutipan dari buku Mbak Nurul yang satu ini, “ Kegagalan bisa disebabkan oleh satu kelemahan manusia, yaitu tidak adanya keseimbangan antara keinginan dan kesungguhan dalam menyempurnakan ikhtiar”

Resensi Novel Hatimu: Cinta Yang Selalu Meragu


Inilah Caraku Untuk Mencintaimu

Judul : Hatimu, Cinta yang Selalu Meragu
Penulis : Salsa Oktifa
Penerbit: GagasMedia
Cetakan: I, 2012
Tebal : 358 halaman
ISBN : 978-979780604-0

Hatimu adalah novel pertama karangan Salsa Oktifa. Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Jogja yang akan segera menjadi seorang Pustakawan. Banyak karya cerpennya yang telah dimuat di beebrapa majalah. Dan akhirnya mencoba mnegirimkan karya Hatimu pada Penerbit GagasMedia. Saat awal menulis penyakit berhenti di tengah jalan sempat dialami. Di masa editing, Salsa pun tertimpa musibah kecelakaan sehingga memakan waktu editing lebih lama. Kini ia tengah menulis novel keduanya.
Karya Salsa yang pertama ini unik karena memaparkan cerita dari sudut pandang masing-masing karakter. Yang tentu saja lebih bisa mengulas lebih banyak cerita di tiap segmennya. Tema cinta dan persahabatan yang diangkat kali ini benar-benar bisa membuat hati para pembaca pun dirundung bimbang dan gelisah. Gaya bahasa yang ringan dan menyesuaikan kebiasan dialog para remaja umumnya, membuat cerita ini sangat enak dibaca. Mungkin karena penulis sendiri berada di lokasi dan situasi yang sama sebagai mahasiswa Jogja.
Memang ada beberapa ketidaksinkronan yang bisa jadi dinafikan oleh sebagian pembaca. Penggunaan kata gue-lo yang mungkin sudah mainstream di daerah ibukota hadir di cerita berlatar belakang tempat Jogja ini. Para pembaca pasti lebih tertarik untuk mengikuti kisah Agia yang bersahabat dan selalu dekat dengan Rain nampaknya mulai membuat Bari, pacar Rain gerah. Bagaimana dengan sikap Rain yang terjebak diantara kelembutan Agia dan kekakuan Bari??
Rain dan Agia adalah sepasang sahabat. Mereka tumbuh besar bersama-sama. Karena sebuah masalah yang cukup rumit, Rain tinggal di rumah Agia bertahun-tahun lamanya. Kedekatan tersebutlah yang membuat mereka akhirnya menjadi sepasang sahabat tak terpisahkan. Hal itu kian lama kian dirasa berbeda oleh Agia. Seperti rasa sayang antar sahabat itu mulai tergantikan oleh rasa sayang terhadap kekasih. Sayangnya, Agia memendam rasa itu dalam sebuah label persahabatan.
Sedangkan Rain dan Bari adalah sepasang kekasih. Bari yang merupakan atasan Agia dan Rain awalnya acuh pada kedekatan sahabat itu. Namun lambat laun agaknya ia mulai risih dengan segala sesuatu tentang kebersamaan Agia-Rain. Mulai merasakan bahwa Agia pun ingin bersaing dengannya memiliki Rain. Semua ini membuat Bari bersikap lebih protektif pada Rain. Membuat Rain sedikit merasa tak nyaman. Dan justru menjadi celah bagi Agia untuk menangkap hati Rain.
Saat Bari mengalami kecelakaan dan memaksa Rain untuk tinggal di sisinya, disinilah Rain menemukan perbedaan rasa nyaman dibandingkan dengan bersama Agia. Curahan kasih sayang Rain pada Bari nampaknya sedikit tak digubris oleh Bari yang sudah cemburu buta. Tetap mempermasalahkan kebersamaan dan kedekatan Rain dan Agia. Sementara itu, Bari bersikap tak adil dengan menjalin hubungan lagi dengan Eve, sahabatnya.
Kesalahpahaman mulai sering terjadi. Bari yang kini telah mengetahui bagaimana peasaan Agia pada Rain semakin merasa tersaingi. Ditambah dengan keraguan Rain terhadap perasaannya sendiri dan sakit hati terhadap sikap unfair Bari terhadapnya. Hingga Rain memutuskan untuk menjauhi mereka berdua. Menimbang kepada siapa hati Rain yang sebenarnya memilih. Hinggga Bari menjemput kembali Rain, meminta maaf dan mencoba memperbaiki semuanya. Namun di saat itulah ia harus tahu bahwa semua kini telah berubah. Tak ada lagi cinta untuknya. Yang ada hanyalah cinta Rain pada Agia.
“Bukan Agia yang aku benci. Bukan Rain yang aku benci, tentu saja. Aku membenci kebersamaan mereka. Apakah itu salah? Aku tidak pernah percaya, ada sebuah persahabatan yang tulus antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya perasaan lain yang mengikutinya. Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain.”
Kutipan ini telah menggambarkan ke arah mana cerita ini berlabuh. Terlihat pula bagaimana dominannya tokoh Bari dalam cerita sehingga mampu menenggelamkan sosok Agia sebagai peran utama. Yang justru dapat mengecoh para pembaca tentang akhir ceritanya. Cerita yang digambarkan begitu luas oleh masing-masing karakter yang ada membuat kita bisa semakin menghayati perasaan mereka. Namun sayang masih banyak kesalahan penulisan kata dan bahkan susunan kalimat bahasa inggris yang susah dipahami. Hal ini dikarenakan oleh proses editing yang sedikit terhambat dengan adanya musibah yang menimpa sang penulis.
Pembaca dijamin dapat menikmati novel ini disamping kekurangan-kekurangan yang ada. Dapat dibaca oleh para remaja khususnya para remaja yang tengah bimbang memilih percintaan dan persahabatan. Novel ini sanggup membuat kalian mencoba untuk merefleksikan diri seperti apa pasangan yang benar-benar kalian inginkan. Karena setiap orang memiliki caranya sendiri untuk bersahabat dan setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai.